BIMnews.id |Banda Aceh – Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA), Dr. Edi Yandra resmi menutup Bimbingan teknis (Bimtek) Strategi Pengembangan Perpustakaan dan Teknologi Informasi Komunikasi (SPP-TIK) yang dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan layanan perpustakaan desa dan memperkuat kecakapan literasi di Provinsi Aceh.
Acara ini diadakan dari tanggal 19 hingga 23 Mei 2024 di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, dengan diikuti oleh 29 orang peserta merupakan unsur dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Dinas Perpustakaan dan kearsipan kabupaten/kota, meliputi Aceh Besar, Pidie, Bireuen, kota Langsa dan Subulussalam serta pengelola perpustakaan desa/gampong di 5 (lima) kabupaten/kota.
Kepala DPKA, Dr. Edi Yandra menyampaikan, agar para peserta setelah mengikuti Bimtek SPP TIK ini dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh di perpustakaan masing-masing.
Pun demikian, ia berpesan agar peserta jangan cepat puas dengan ilmu yang diperoleh selama kegiatan ini, karena perpustakaan ke depannya harus dapat berkontribusi dalam penguatan kegemaran membaca dan literasi masyarakat serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat untuk pengentasan kemiskinan.
Menurutnya, seiring dengan perkembangan teknologi, maka kebutuhan untuk memberikan layanan TIK di perpustakaan semakin meningkat, sehingga dibutuhkan SDM untuk mengelola layanan TIK dan memberikan layanan prima.
Selain iitu Perpustakaan dituntut untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan sesuai dengan isu di masyarakat dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam kegiatan pelatihan-pelatihan/pelibatan masyarakat.
“Terima kasih perpustakaan nasional RI yang telah memilih kembali desa-desa di provinsi Aceh sebagai salah satu penerima manfaat program transformasi di tahun 2024 ini, semoga tahun 2025 semua perpustakaan desa/gampong di provinsi aceh menjadi mitra program transformasi. Dengan harapan sebelum berakhirnya program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial semua perpustakaan desa/gampong di aceh sudah melaksanakan program ini,” ujarnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Perpustakaan Nasional Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D. yang diwakili oleh Dra. Subeti Makdriani, menjelaskan bahwa program TPBIS merupakan unsur pendukung prioritas pemerataan layanan pendidikan berkualitas.
Selain itu, lanjutnya, program TPBIS adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional RI yang melibatkan pemerintah daerah baik provinsi maupun Kab/Kota untuk mengembangkan fungsi dan peran perpustakaan dalam memberikan pelayanan sehingga meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan.
Dengan harapan, sebutnya, perpustakaan memiliki peran strategis dan garda terdepan untuk mendukung Kegiatan Prioritas Penguatan Literasi untuk kesejahteraan melalui kebijakan transformasi pelayanan perpustakaan berbasis inklusi sosial, yang berujung pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan rakyat melalui perpustakaan.
“Dalam kegiatan Bimtek SPP-TIK¸ peserta diberikan ilmu untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan, serta melaksanakan advokasi kepada pihak-pihak yang berpotensi mendukung kegiatan perpustakaan dalam berbagai bentuk, baik material maupun non material. Peserta juga dibekali kemampuan dasar untuk melakukan publikasi kegiatan TPBIS dari yang paling sederhana melalui media sosial hingga media arus utama,” jelasnya.
Ia menerangkan, perpustakaan yang telah melaksanakan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial dengan dana yang bersumber dari APBN melalui Perpustakaan Nasional Republik Indonesia hingga tahun 2023 yaitu sejumlah 34 perpustakaan provinsi, 296 perpustakaan kabupaten/kota, dan 1.796 perpustakaan desa/kelurahan.
TPBIS telah direplikasi di 1.344 Desa/Kelurahan dan 6 kabupaten/kota dengan sumber anggaran APBD dan/atau sumber lain. Tahun ini, 600 perpustakaan desa/kelurahan menjadi mitra baru TPBIS. (***)
BIMNEWS.ID – TAZAM