BIMnews.id || Aceh Tenggara
Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaksanakan Pelatihan Mitigasi Kebencanaan Menuju Desa Tangguh Bencana yang dilaksanakan di Kabupaten Aceh Tenggara selama 2 hari yang dilaksanakan pada tanggal 29 – 30 November 2022 dan ikuti oleh 80 Peserta dari perwakilan kecamatan Perkhson, Bukit Tusam, Babussalam, Leuser, Bambel, Lawe Sigala Gala, Lawe Bulan, Lawe Sumur, Semadam, Darul Hasanah dan Dinas terkait kebencanaan yang ada di kabupaten Aceh Tenggara.
Kegiatan pelatihan mitigasi bencana di buka oleh Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Aceh Tenggara Nazmi Desky, SKM.,M.AP di Aula Hotel Sartika, Kutacane, Selasa (29/11/2022).
Dalam kata sambutan dan arahannya Nazmi menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada BPBA dan Lembaga PUSAKA yang sudah menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Pelaksanaan Mitigasi Kebencanaan Menuju Desa Tangguh Bencana di Kabupaten Aceh Tenggara.
“Kami menyambut baik dan mendukung penuh atas terselenggaranya kegiatan yang sangat bermanfaat ini, semoga kerja keras dan komitmen yang ditunjukkan selama ini bisa menjadi amal bakti kita untuk kemajuan program dan kebijakan penangangan dan pengurangan risiko bencana di daerah khususnya di kabupaten aceh tenggara,” katanya.
Berdasarkan pengalaman kebencanaan di kutacane tentunya menjadi titik tolak akan pentingnya upaya mitigasi bencana menuju desa tangguh, tentu saja bukan pekerjaan yang mudah melainkan membutuhkan sebuah proses yang berkesinambungan, tambah Nazmi.
Sebelumnya, Direktur Lembaga Pusat Kebencanaan Aceh (PUSAKA) Muhammad Hasan di Bangka dalam kata sambutannya mengatakan bahwa tujuan pelaksanaan mitigasi kebencanaan menuju desa tangguh bencana dapat membangun pemahaman dan penyadaran akan pentingnya peran dan partisipasi masyarakat dalam upaya mitigasi bencana.
“Untuk itu melalui pelaksanaan kegiatan mitigasi kebencanaan diharapkan dapat menambah dan memperdalam pemahaman kita bersama untuk lebih fokus dan punya komitmen yang tinggi dalam penanggulangan bencana dengan saling bertukar pengalaman, berbagi informasi, memperkuat silaturrahmi serta dapat meningkatkan koordinasi dalam penanggulangan bencana,” Ungkap Hasan di Bangka.
Dihari pertama pelatihan juga diisi oleh Kodim 0108 yang di wakili oleh Risma Batubara dengan pemaparan materi tentang Peran TNI dalam Penanggulangan Bencana.
drh. Nurdiansyah Alasta, M.Kes yang diwakilkan oleh Arief Prianta, SH selaku Ketua DPC Demokrat Kabupaten Aceh Tenggara menyampaikan bahwa kegiatan mitigasi kebencanaan ini sebagai upaya yang dilakukan untuk membangun budaya sadar bencana bagi masyarakat dikabupaten aceh tenggara.
Dedy selaku panitia peksana kegiatan mengatakan bahwa “kegiatan mitigasi kebencanaan ini sebagai upaya yang dilakukan bagi masyarakat dengan dukungan dari alokasi anggaran pokok pikiran anggota DPRA drh. Nurdiansyah Alasta, M.Kes yang juga merupakan putra daerah kabupaten Aceh Tenggara.
Pemateri dalam kegiatan ini yang dihadirkan yaitu para ahli kebencanaan dari BPBA, BPBD Aceh Tenggara, Kodim 0108, Polres Aceh Tenggara dan dari Forum PRB Aceh.
Kalak BPBD Nazmi Desky, SKM.,M.AP dalam pembahasan materinya di hari pertama, selasa, (29/11) tentang Karakteristik Bencana Daerah menjelaskan bahwa bencana terdiri dari tiga jenis yaitu bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial. Aceh Tenggara yang terletak di antara pengunungan dan lembah sangat rawan terjadinya bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kebakaran, dan beberapa bencana lainnya.
“Ditahun 2022 telah terjadi dua kali banjir bandang di Kabupaten Aceh Tenggara”, Tambah Nazmi.
Dalam hal penanggulangan bencana upaya yang dilakukan oleh BPBD Aceh Tenggara telah memberikan informasi yang terkait bencana bisa diakses via website, media sosial BPBD Aceh Tenggara, katanya.
Fazli, SKM.,M.Kes dari BPBA dalam materinya tentang Kebijakan Destana dan Sistem Nasional Penanggulangan Bencana menjelaskan bahwa desa tangguh adalah desa yang mampu secara mandiri ketika terjadi bencana, hal ini diharapkan nantinya masyarakat harus mengambil peran dalam penanggulangan risiko bencana.
“with start of begining, itu yang harus disiapkan,” ungkap Fazli.
“Cara Penanggulangan bencana itu seperti jari yang ada ditangan, kalo cuman satu jari maka tidak akan bisa memegang benda, maka semua jari harus bersatu agar dapat menganggkat satu benda, begitu juga dalam hal penanggulangan bencana, semua kalangan harus bersatu baik dari masyarakat, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, TNI, POLRI, dunia usaha, media atau lebih dikenal dengan unsur PENTAHELIKS, kata Fazli dalam pemaparan materinya.
Rangkaian pelaksanaan mitigasi kebencanaan selain pelatihan juga dilakukan pemasangan rambu evakuasi dan rambu informasi bencana di Aceh Tenggara khususnya di wilayah yang rawan bencana.
BIMnews.id – NZA